Truko-Selain protokol kesehatan 3M yakni memakai masker dengan benar, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta menjaga jarak, kini mulai digalakkan aksi 5M untuk melawan COVID-19 di masa pandemi Corona yang hingga kini belum berakhir. Apa itu gerakan 5M? Menurut Bidan Desa Truko, Umi Alifah makna gerakan 5M setidaknya ada dua versi. Versi pertama adalah sebagai pelengkap aksi 3M. Gerakan 5M yaitu memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi. "Sudah tidak lagi 3M, menekan penyebaran virus Corona perlu penerapan protokol kesehatan 5M. Perlu kesadaran masyarakat, mengingat di jalanan kadang banyak yang tidak mematuhi protokol kesehatan," tutur Umi Alifah beberapa waktu lalu. Umi Alifah menambahkan, mencegah jauh lebih baik daripada mengobati, termasuk dalam hal menekan angka penyebaran virus COVID-19 meskipun saat ini program vaksinasi sedang digalakkan. Dengan pencegahan, lanjutnya, bukan hanya membantu menyelamatkan diri sendiri, tapi juga keluarga dan orang lain. "Jangan sampai setelah kena COVID-19, baru kemudian melakukan pencegahan itu," tandasnya.
Aksi 5M untuk Menguatkan 3T dan 3M
Adapun makna 5M versi lainnya yaitu "man" (sumber daya manusia atau SDM), "money" (pendanaan), "material" (sarana dan prasarana), "method" (metode), dan "machine" (mesin).
Tujuan gerakan 5M menurut Umi Alifah adalah untuk menguatkan strategi penanggulangan pandemi COVID-19 sesuai acuan nasional dan merupakan kolaborasi dari aksi 3T yakni "testing" (tes), "tracing" (pelacakan), dan "treatment" (penanganan) dan kampanye 3M.
Umi Alifah menjelaskan masing-masing poin dari pemaknaan aksi 3M tersebut. Pertama adalah “man” atau ketersediaan sumber daya manusia (SDM). Diperlukan rekruitmen dan kerja sama yang apik antara petugas medis dan berbagai pihak lainnya untuk bahu-membahu menghadapi COVID-19.
Kedua adalah "money" atau pendanaan. Menurut Umi Alifah, tidak mungkin hanya mengandalkan pendanaan dari pemerintah saja untuk mengatasi berbagai masalah yang timbul akibat pandemi, melainkan juga sumber-sumber keuangan lainnya serta kemandirian masyarakat.
Yang ketiga adalah “material” atau sarana dan prasarana.
5M yang keempat adalah “method” atau metode alias cara. Ada berbagai metode yang bisa dilakukan oleh otoritas terkait dalam upaya menangani berbagai masalah di masa pandemi. Tentu saja cara yang ditempuh harus terukur dan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) atau protokol yang sudah ditetapkan.
Terakhir adalah "machine" atau mesin. Menurut Umi Alifah, ini bisa dimaknai sebagai pemberian bantuan dari berbagai pihak untuk memperkuat serta melengkapi alat-alat kesehatan dan sarana logistik lainnya dalam upaya penanganan pandemi COVID-19. (Moh Farid)
Share :